Powered By Blogger

Monday, March 11, 2013

G7GI visit EP Tyre Factory



Mengawali kegiatan di awal tahun 2013 ini, para pengguna Mitsubishi Galant yang tergabung kedalam Komunitas Galant Seventh Generation Indonesia, menggelar acara Kopi Darat (Kopdar) dan Factory Visit ke PT EP Tyre Industry yang bertempat di Citeureup-Bogor, Sabtu (02/03).  Sekitar 21 Kendaraan Mitsubishi Galant tahun 1993-1997 dari Jabodetabek dan Bandung berkumpul di Rest Area Cibubur Km 10.
                              

Kegiatan ini dihadiri lebih dari 30 anggota keluarga Komunitas Galant Seventh Generation Indonesia (G7GI)."Tidak hanya kopdar yang dilakukan, melainkan tukar informasi bersama antara kedua organisasi yang saling mendukung satu sama lain. Gagasan ini muncul dari anggota dan merupakan agenda komunitas," ujar Denny Ketua Region Jabodetabek.Walaupun di awal perjalanan ada permasalan dari rekan G7GI perwakilan Bandung, karena masalah pendinginan mesin, namun hal tersebut akhirnya dapat teratasi. Sekitar pukul 08:30 WIB seluruh anggota bergerak melewati Tol Jagorawi menuju kawasan Sentul, Bogor."Konvoi berjalan tertib dengan menyalakan lampu dekat/low pada kecepatan konstan dan posisi lambat sebagai identitas konvoi, guna menunjang keselamatan bersama serta pemakai fasiltas jalan tol lainnya." ungkap Agus Hendro, pembina komunitas G7GI.

  

Setibanya di EP Tyre, G7GI disambut oleh Surya, Sales & Marketing Manager PT Elang Perdana Tyre Industry. Acara diawali dengan sesi sambutan oleh kedua pihak. Selanjutnya, survey pada area produksi dengan bimbingan kepala produksi yang dibagi beberapa kelompok.Arahan serta petunjuk diberikan secara terbuka sehingga bisa membuka pikiran dan menambah wawasan mengenai produksi ban dari awal hingga proses jadi. Acara diakhiri dengan sambutan terakhir dan bertukar bingkisan diwakili oleh Agus Hendro selaku Pembina Komunitas G7GI, sesi photo pun berlangsung diakhir acara."






Event selanjutnya adalah Temu Akbar Pengguna Mitsubishi Galant Lele/Paus 1993-1997 di Jawa Tengah, semoga dapat terwujud," ungkap Acha selaku perwakilan anggota pada forum terbuka FB dan grup.Bagi rekan-rekan yang ingin bergabung dapat mengunjungi Facebook Group Galant Seventh Generation Indonesia, Twitter @ G7GI dan email galant7indonesia@yahoo.co.id




Monday, March 4, 2013

Story from Merauke , East Corner of Indonesia


Bandara Mopah 

Kabupaten Merauke adalah salah satu kabupaten di Provinsi PapuaIndonesiaIbu kota kabupaten ini terletak di Merauke. Kabupaten ini adalah kabupaten terluas sekaligus paling timur di Indonesia. Di kabupaten ini terdapat suku Marind Anim.
[sunting]Untuk menuju ke Kota Merauke (Kota Rusa) bisa ditempuh dengan menggunakan kapal laut dan transportasi udara yang hanya dilayani oleh maskapai penerbangan swasta, yaitu Merpati Nusantara Airlines dan  Lion Air
Kota Merauke terkenal dengan sebutan Kota Rusa dikarenakan dahulu hewan jenis ini banyak sekali ditemukan di kota ini selain binatang-binatang asli Papua lainnya, seperti kangguru merah, burung pelikan dan sebagainya.
Dilihat dari kondisi geografi, sejarah, ekonomi dan budaya, Kota Merauke memiliki beberapa keistimewaan dibandingkan dengan kota-kota lainnya di Pulau Papua. Secara geografi, kota Merauke adalah salah satu kota paling timur di Indonesia, sekaligus berbatasan dengan Negara (Papua New Guinea).
Di kota Merauke terdapat sebuah tugu yang merupakan kembaran dari tugu yang terdapat di Sabang, yaitu Tugu Sabang-Merauke. Tugu ini dibangun sebagai simbol Kesatuan Negara Republik Indonesia dari Sabang (Nanggroe Aceh Darussalam) sampai Merauke (Papua).Tugu Sabang-Merauke ini bisa kita jumpai di Distrik Sota, yaitu sebuah daerah yang terletak di sebelah timur kota Merauke. Untuk menuju ke Sota kita bisa menggunakan kendaraan roda empat.
Dari latar belakang sejarah, kota Merauke memiliki keunikan tersendiri. Nama kota ini diambil dari nama sebuah sungai yang melintasi daerah Papua Bagian Selatan, yaitu sungai Maro. Nama kota Merauke terjadi karena kesalahpahaman bahasa antara pendatang (orang-orang Belanda) dan suku Marind (penduduk asli Kabupaten Merauke). Orang-orang Belanda yang melintasi sungai Maro menggunakan kapal uap, menarik perhatian suku Marind. Disinilah terjadi komunikasi antara orang Belanda yang mengira orang Marind bisa menggunakan bahasa Melayu.
Perekonomian di kota Merauke termasuk berkembang. Kapal-kapal yang memuat kebutuhan pokok penduduk Kabupaten Merauke berdatangan dari Pulau Jawa, namun untuk kembali ke Pulau jawa kapal-kapal ini tidak memuat barang muatan. Terjadi juga transaksi dagang antara penduduk Merauke dengan penduduk Negara tetangga PNG yang datang ke daerah kabupaten Merauke (Pelintas Batas) khusus untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari. Masalah Flu Burung yang sering terdengar di media masa Indonesia seperti tidak terlihat di Pulau Papua khususnya di kota terujung sebelah timur Indonesia ini. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh kurangnya akses transportasi ke daerah terujung timur Indonesia ini.

Source : Wikipedia 




                              Suasana Ruang Tunggu Keberangkatan Bandara Mopah , Merauke

Tempat Makan Jagung sekaligus Ikan Bakar di luar Kota Merauke 
dengan Perjalanan 15 Menit by car > ngebut tapi 

Pusat Kota Merauke tempat pertunjukan Seni Budaya , Olahraga , Kepemerintahan dsb 
terletak di Pusat Kota di depan Kodim 

Bersama putra putri Merauke yang menjaga Portal Perbatasan Indonesia - Papua New Guinea 

                                           Perbatasan antara Indonesia dan Papua New Guinea
                             Untuk diketahui di daerah sini Listrik hanya hidup dari jam 6 Malam sampai dengan jam                      12 Malam sisanya yah gelap gulita . Bersyukurlah yang tinggal di perkotaan masuh menikmati listrik 24 jam
                                                   

Sarang Burung yang ada di wilayah Perbatasan Tingginya melebihi Tinggi Orang Dewasa 
Foto Terlampir sudah ga ada semutnya yah hehehhehe

  Kendaraan yang membawa kami keliling , Thanks Om Rony . Next time ke Jakarta aku bawain Pisang deh soalnya beliau favoritnya buah pisang untuk pengganti makan dsb


                          Arafura News dan Papua Selatan Pos adalah koran yang umum di Merauke , sedangkan yang jangkauannya Nasional adalah Kompas


kurang lebih alam di Merauke seperti inilah 

                                             Perjalanan menuju Perbatasan di kanan kiri adalah Hutan Taman Nasional , kalau dulu masih ada Rusa dan hewan yang suka melintas kalau sekarang kadang kadang aja katanya , Bisa dipastikan nyasar kalau di tinggal disini  karena pohonnya hampir sama semua dan tidak ada Taxi , Hanya mobil Pemda yang datangnya tidak kunjung pasti jamnya .

Bagi Masyarakat Merauke Pawai , Budaya adalah kebiasaaan dan harus di pertahankan , ada beberapa Seni Tari mereka yang sudah pentas sampai keluar negeriii 


ini Foto saya di Tugu Kembaran kalau Lurus ke Papua New Guinea kalau belok kiri keTanah Merah 


Oleh Oleh yang bisa di bawa Pulang dari Merauke antara lain sbb :
1.Kerajinan Kulit Buaya , Kulit Rusa seperti dompet , gantungan konci dsb
2.Udang Ebi
3.Dendeng Rusa
4.Udang Besar
5.Kerajinan Suku asli Merauke

Bagi yang beragama islam kalau mau makan hati hati sehubungan mayoritas umat kristiani disana , amannya cari Rumah Makan Padang atauuuu makan mie ajalaaaah , Tapi makanan Hotel mah aman .

Hotel yang terbesar di Merauke adalah Swiss Bell Hotel yakni hotel yang belum lama berdiri dan menjadi langganan para pilot dan pramugari Airlines yang stay  Di Merauke

Semboyan mereka adalah Izakod Bekai Izakod Kai : Satukan Hati Satukan Tujuan